Kamis, 16 Oktober 2008

Sisi Emosional Laskar Pelangi Yang Menggugah

Kamis, 16 Oktober 2008


Ga sengaja dan ga terencana ketika kita asik ngobrol di depan kampus, Kata "LASKAR PELANGI" terucap, lalu di respons ma Bang Ibad dan kita secara tak terencana berjalan ke Bioskop21.
Melihat antrian panjang..... males rasanya kalo tetap maksa nonton hari itu juga, Tapi Bukan Lamuk kalo ga Licin, Yaa aku langsung Aja Ke barisan paling depan calon penonton Film "Laskar Pelangi" yang mengular panjang antri TIKET dan...... "Mas Titip 2" Ha ha ha dengan 3 kata itu saja Aku dah ngantongin 2 Tiket yang seandainya aku antri bakal Butuh beberapa Jam buat dapetinnya.

So.... Setelah NONTON...!!!
HEBAT....

Beda Novel beda Film-nya, yaa Novel mempunyai ruang, waktu dalam bercerita sedangkan film paling lama hanya tiga jam itupun jarang sekali namun film banyak menampilkan rangsangan-rangsangan pada indera kita. Respon dan reaksipun beragam dan berbeda.
"Laskar Pelangi"he he Mangkeli....Emotional sekali, hampir saja lamuk jadi kaya SBY (Nangis di depan layar)untung aku anti SBY(so masih bisa ngempet), beberapa adegan memang digambarkan lebih emotional dari pada novelnya, pertama saat pak harfan meninggal dan yang kedua saat lintang berpamitan ke teman2nya.
yaa itu sisi emosional pada adegan dramatiknya.
namun sisi emosional yang berbeda ialah pada realita yang disampaikan, dimana sudah berpuluh tahun dunia pendidikan kita masih saja rapuh dan terabaikan.... hingga saat ini, lantas JIJIK sekali aku Melihat SBY Nangis saat nonton Film ini bersama para mentrinya di Jakarta dan berkata bahwa realitas tersebut adalah kondisi pendidikan masa lalu dan tak ada lagi sekolahan yang memiliki bangunan Tragis di masa SBY ...!!! Tai Kucing Pikir ku..., karna tangis SBY hanyalah bagian dari sistem Pecitraan Politik dia semata(ingat saat dia Nangis Nonton Ayat2Cinta), karna buktinya diberbagai daerah di pelosok Indonesia yang lain masih banyak yang mampu bercerita lebih tragis soal nasib dunia pendidikan, lebih dari cerita pada "Laskar Pelangi".

Cukup. LUpaKan SBY....
dan Kembali soal Film Tersebut
Pada Film ini tokoh-tokoh yang menonjol hanya 3 orang anggota Laskar pelangi, Ikal, Mahar dan Lintang dan tokoh lain seperti Bu Mus dan Pak Harfan, namun mereka memainkan perannya cukup apik meski ada adegan yang 'Ganjal' bagi saya karna terlalu berlebihan pada proses editing, diantaranya adegan ketika Ikal jatuh cinta pada anak pedagang Toko Sinar Harapan, A Ling. Adegan ketika Ikal melihat kuku-kuku cantik A Ling yang kemudian diberi efek sinar dan bunga-bunga mekar yang pas dengan suasana hati Ikal saat itu. Sebenarnya kekuatan sang aktor saja sudah cukup tanpa di beri tambahan efek grafis, Kemudian adegan pada saat Ikal patah hati ketika tahu A Ling pergi ke Jakarta. Ikal diam seribu bahasa bahkan pada film tersebut digambarkan barang dagangan di toko pada jatuh semua dan kotak kapur jatuh berantakan sangat pas sekali. adegan ini terkesan berlebihan (ga realis)dan puncaknya saat si Mahar menyanyikan lagu bunga seroja untuk Ikal, selain ini tak ada pada novelnya, adegan ini serasa putus emosi dari sebuah cerita yang sangat Realis, Yaa mungkin tujuan sang empunya film memasukkan Koreografi dari anggota Laskar Pelangi pada adegan itu tepat untuk sebuah alur adegan, namun terputus secara emosi.

yang jelas Lumayan lah..., sebuah Film yang inspiring (He2 pinjem bahasa ne Mas Huda s Noor) dan memacu Motivasi.
Menjadi sebuah anugerah bagi anak melayu seperti Andrea Hirata karna memiliki kemampuan bercerita yang luarbiasa.

1 komentar:

fitri mengatakan...

wakkk... laskar pelangi ya? kemaren mau nonton tp g cukup waktu. sekarang dah balik sini... menunggu hasil dunlotan teman2 deh (baca: bajakan, hehe)

 
Design by Pocket