Senin, 12 Januari 2009

Sandiwara Sumpah dan Tipu Daya

Senin, 12 Januari 2009

Dua Bulan lebih pasca Kemah Seni Sanggar Nuun 2008, para calon penghuni bahtera Sanggar Nuun di tempa berbagai latihan, dari olah vocal, olah tubuh, karakter, musik dan beragam latihan lain ala Sanggar, proses latihan panjang ini akan bermuara pada pementasan dua Naskah teater, Naskah pertama berjudul “Bul Diapusi” yang ditulis oleh Theo Sunu Widodo dan disutradarai Mukhosis Nur. Dalam naskah ini menceritakan bagaimana pentingnya menanggapi “nguri-uri kabudayan” yang beberapa waktu ini sering menjadi selogan masyarakat. Namun demikian para pemain dunia “rahasia” berbondong-bondong memanfaatkanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena pelestari budaya (tradisi) cenderung masyarakat yang udik, lugu dan mudah dimanfaatkan. Langen mandra wanara adalah salah satu kelompok yang dijadikan lahan oleh si Tan Kie Boel, namun di balik peristiwa “Bul Diapusi” ada satu rencana yang telah digariskan. (?)
Kemudian naskah kedua berjudul “Sampah Waktu Sumpah Batu” menceritakan raja yang senang berpetualang, suatu kali menyamar sebagai rakyat jelata, menilik sejauh mana rakyatnya menikmati pemerintahanya. Dia lantas menyadari, pemerintahanya berlangsung timpang dan kejam. Dia ingin memperbaiki keadaan itu dengan mengorbankan dirinya, bersekongkol dengan kawanan perampok, ikut menciptakan kejahatan dimana-mana, agar rakyatnya bangkit melawan dirinya. Sampai akhirnya ada intrik di tubuh istana yang digerakan senopati, yang menbuat segala rencananya terpaksa harus diganti. Naskah tersebut di tulis oleh muhammad tri muda’i. disutradarai oleh Abda Rifqi Rizzal.

So sepertinya mulai tampak siapa yang mampu bertahan dan siapa yang tersingkirkan, siplah tinggal nunggu tanggal 7 Februari 2009 nanti,
Pastinya ni proses aku yang kebetulan pas jadi Ketua Panitia Kemah Seni so Aku pun yang Hendle Produksinya, tapi Banyak orang hebat lainnya di Sanggar dan itu yang membuatku Yakin untuk belajar jadi hebat.

0 komentar:

 
Design by Pocket