Senin, 16 Maret 2009

AWAS : Banyak Teater Bermain Kelamin

Senin, 16 Maret 2009
ini hanyalah beberapa catatan setelah menonton beberapa pementasan Teater selama dua bulan terakhir (Februari,Maret), kurang lebih saya menonton 5 buah pementasan, beberapa diantaranya adalah Studi pentas.
Oke... pementasan pertama ialah Studi pentas Teater Manggar Amikom,"Sendang Kali Angke" 20 Februari 2009 lalu, pada pementasan ini alur cerita dan pesan dibawakan oleh tokoh-tokoh yang sama sekali datar, sangat lemah pada penggarapan keaktoran serta penggarapan pementasan secara utuh (Studi pentas bukan alasan), selain itu tampak sekali sebuah pencapaian proses yang sangat instan dan pertimbangan yang lemah, terbukti Sutradara pada pementasan tersebut adalah anggota baru yang juga sekaligus merangkap sebagai pemain(yang notabennya baru kenal jagad teater),nahhh hal yang mendasar adalah begitu banyaknya adegan yang tampak putus dengan alur yang dibawakan, lantas lebih memilih menghadirkan beberapa adegan vulgar dan jauh dari nilai estetik.

Beberapa hari kemudian dalam sebuah Pembukaan Pendopo LKiS yang bertajuk "Pendopo buka Pintu" yang juga lagi-lagi mementaskan pertunjukan murahan (tak berkonsep), kali ini yang maen anak2 Teater Vena yang beberapa hari sebelumnya mementaskan "Calon Arang"(jauh lebih bagus maennya temen2 SMU,he he), Nah...Pentas di LKiS bukan hanya mementaskan sesuatu yang ga jelas lebih dari itu mereka liar memaparkan adegan -adegan vulgar dan erotis, sebuah catatan selain pada saat evaluasi saya mengatakan bahwa sang Sutradara adalah orang yang benar-benar miskin Imaji, dia pun wajib bertanggungjawab pada penonton anak-anak (Si Bolang Sorowajan), huuh tak habir pikir apa yang mereka terjemahkan dari visual 'kotor' yang mereka tonton.

Ditengah perkembangan teater kampus di Jogja, yang mulai semakin sepi dari proses Teater yang benar-benar matang dan berkesan setelah ditonton, ternyata berkembang pula model teater 'Kelamin' Utan Kayu, entah siapa yang membawa, namun Jogja yang sering kali menjadi alternatif bentuk teater pun mulai akrab dengan bentuk2 teater 'kelamin', perkembangan yang terjadi di dunia teater Kampus di Jogja adalah Proses serba instan dalam produksi Teater, yahh meskipun pada taraf nasional Jogja masih dibicarakan (terlebih setelah Teater Eska meraih juara 3 pada Festamasio 2009), namun tak banyak lagi kelompok teater Kampus yang berproses sungguh-sungguh untuk melakukan penciptaan estetik dalam ber-Teater. Teater besar senama TGM pun menyajikan pementasan yang samasekali tak Menarik pada studi pentas mereka....

Ada apa dengan Teater Kampus di Jogja?
Apakah Hanya Kelamin Yang mampu mereka mainkan..??

0 komentar:

 
Design by Pocket